inner self

"Mengapa pikiranku sering goyah oleh keinginan duniawi?"
"Dan mengapa hatiku mudah dilukai oleh emosi?"
Ingin sekali rasanya berjarak dengan semua itu!
karena tidak mungkin aku untuk menghindar!

Sekarang pertanyaan itu sudah aku temukan jawabnya.
Dan ternyata jawabannya hanyalah.. "Diam!"

Dengan diam, aku semakin bisa mempertajam intuisiku.
Karena dengan intuisi aku dapat memahami kebenaran secara langsung,
bukan dengan prasangka, bukan dengan logika, dan bukan dengan analisa.

Dengan diam, aku dapat merasakan vibrasi-Nya.
Karena diam adalah medium dimana Dia dapat mengirimkan pesan-Nya
sehingga aku dapat merasakan kehadiran-Nya.

Ternyata diam adalah kekuatan!
kekuatan dimana aku dapat melihat lebih jernih inti segala persoalan.
Diam adalah bahasa komunikasi jiwaku.

Dan akhirnya akupun bersahabat dengan pikiranku sendiri, tanpa jarak.


foto edited from here.

senyum palsu-mu

Sebulan terakhir ini wajah kota Denpasar jadi norak!
Baru keluar 10 meter dari rumah sudah disuguhi janji2, doa restu, dan minta dukungan dari para oportunis karbitan yang memajang foto diri paling narsis. Poster, baliho, banner bakal caleg (dah calon, bakal lagi) yang dipasang di pinggir jalan bener2 dah keterlaluan... pegel mata liatnya, mo gak dilihat, ya keliatan di mata..., klo mo diliat, apanya juga yg menarik?! hhhh.... Koq gak punya malu ya mereka?! Masang foto jelek segede gajah sambil minta minta dukungan, doa restu. Emang apa yang sudah mereka berikan ke masyarakat? Siapa juga mereka?

Terlepas dari pose2 norak para caleg diatas saya pikir mereka juga sekarang sedang berjuang demi harkat dan martabatnya menggapai "cita-cita". Patut dihargai juga sebenernya. Toh sebagai manusia ada saatnya ingin di hormati, dikenal, dst. Tapi berapa banyak dari mereka yang benar2 tulus sebagai wakil rakyat nantinya? Yang setelah duduk di kursi legislatif ternyata hanya bisa bersilat lidah semaunya, bermental korup, seperti yang ditunjukkan kakak2 kelasnya sekarang? Semoga saya salah duga. :) Jadi biarlah sekarang mereka berjuang mendapatkan
"pekerjaan yang layak" sekaligus "pendapatan yang banyak" karena bukan rahasia umum lagi, kalo ternyata banyak dari mereka sekarang adalah para pengangguran terselubung... omaigat!!...

Kenapa saya koq sewot? Sebagai orang yang setiap hari harus keluar rumah, saya paling senang menikmati perjalanan kemanapun saya pergi. Jalan kaki, berkendara, saya selalu memperhatikan kanan kiri jalan, pohon2, trotoar, ruko, apapun yang menarik sepanjang jalan. Seneng melihat dinamika diluar sana. Itung2 membunuh jenuh selama perjalanan. Bisa bayangin klo sepanjang jalan, mata ini hanya disuguhi wajah2 dengan senyum palsu para caleg?!

Belukar



hijau, liar, dan subur walau tak diharapkan hadirnya.

babat dia, hancurkan, bakar dia...

sedikitpun tak ada dendam dalam kamusnya.
dia akan kembali menyelinap diantara beton beton
kembali mencoba untuk tumbuh... dan hidup!

jadilah belukar yang luwes, bukan beton yg kaku.

layar kaca

Saling serang, saling lempar, saling ejek, antar sesama mahasiswa...
Sosok guru yang harusnya bisa ditiru malah 'memakan' anak didiknya sendiri...
Seorang istri yang tega membunuh dan memotong-motong jasad suaminya...
Ratusan warga miskin antre beras gratis...
Para selebriti yang sibuk pengen jadi birokrat, 
sebaliknya para birokrat juga sibuk pengen jadi selebriti...
iklan iklan reg spasi yg bikin mual...
..dll, dst, dsb.

Duh Gusti... episode apa lagi yang sedang ditayangkan tipi kita? 
Apa yang bisa kita banggakan klo setiap hari selalu saja kita mendengar berita sedih seperti itu? Saya memang tidak terlalu suka nonton tipi, karena setiap habis nonton pasti timbul pertanyaan, uneg-uneg, cacian, yang ujung ujungnya berimbas jadi badmood. Tadinya mau mencari hiburan, lha koq habis nonton malah misuh-misuh sendiri?! Brffff.....
Atau memang ini keadaan riil bangsa kita yg masih saja sibuk dengan urusan perut? Kalo perut saja belum kenyang bagaimana kita bisa berpikir jernih? Trus, siapa yg bertanggungjawab?pemerintah? Ahh.. sepertinya pemerintah kita dah bekerja dengan sangat keras koq, saking kerasnya, yg tadinya baek2 aja, malah jadi bencana baru.. heuhehe... Susah juga ya jadi 'orang'?!?
Eni-we soal nonton tipi tadi.. saya masih setia nonton K!ck Andy. Itulah satu2nya acara tipi yg membuat saya bangga jadi orang indonesia.  Siapa yang akan menyangka bahwa seorang Ciputra, dan Titiek Puspa dulunya hidup sengsara dan kurang gizi? Lalu ada kisah orang2 yang merasa terpanggil hati dan hidupnya, untuk bisa bermanfaat bagi orang lain di sekitarnya. Pendek kata topik2 yg diangkat selalu jadi kejutan, jadi inspirasi, jadi motivasi kearah yg lebih baik. 
Beginilah [seharusnya] acara di tipi.

Kalender Bali

Pernah liat atau mungkin pernah punya kalender dari Bali? Ya, kalender yang satu ini boleh dipastikan hadir di setiap rumah orang Bali baik di Bali sendiri maupun orang Bali di perantauan. Bagi orang Bali, kalender ini menjadi seperti 'pegangan' selain karena isinya diyakini ketepatannya karena didalamnya juga memuat lengkap dewasa ayu (hari-hari baik), agenda upacara di pura, perbintangan, dan sejumlah catatan penting lainnya terkait dengan adat dan budaya masyarakat Bali.  Jadi satu kewajiban bahwa orang Bali pasti punya kalender djadoel ini. :)

Dari segi visual memang tampilan kalender Bali sangat sederhana bin djadoel tetapi memiliki positioning dan nilai diferensiansi visual yg tinggi. Unsur warnanya hanya warna hitam, merah, dan putih yang dikenal di Bali sebagai warna Tridatu (representasi dari Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa). Ciri lain adalah patra (ukiran) Bali mengelilingi bidang persegi, dan adanya 'foto usang' sang maestro, Kt. Bangbang Gde Rawi. Desainnya tidak berubah dari jaman ke jaman, dan isinya yang 'padat merayap' tanpa menyisakan ruang ventilasi visual karena semua ruang kosong diisi oleh teks dan catatan2 penting. Jika anda mencari hal2 yang inovatif secara visual boleh dipastikan anda kecewa karena tidak mungkin ditemui foto selebriti idola anda disini, atau foto pemandangan seperti kalender umum lainnya. Saya membayangkan betapa rumitnya proses layout sebelum naik cetak karena sebagian besar elemen halaman berupa teks dan angka saja, apalagi di era sebelum desktop publishing menggurita seperti sekarang ini... wihh, siapa gerangan sang desainer itu ? Belum lagi proses editing teks yang pasti tidak boleh ada kesalahan walau satu huruf-pun karena kalender ini menjadi pedoman masyarakat Bali dalam mencari hari baik karena orang Bali sangat memperhatikan 'hari baik' dalam melakukan satu tindakan misalnya membuka usaha baru, pembangunan rumah, apalagi pernikahan.  Di kalender ini bukan hanya bahasa indonesia saja, ada nama pura, keterangan waktu berupa angka2, ada istilah2 dalam bahasa Bali, Cina, Arab, dsb. Pokoknya padat dan pasti menguras waktu dan tenaga sang editor. Salut. Tentang Sang Maestro, Kt. Bangbang Gde Rawi dapat anda baca disini. 

Mencermati secara detail kalender ini ternyata juga memberi keasyikan tersendiri karena kita seolah-olah membaca sebuah ensiklopedia waktu meskipun banyak juga hal2 yang saya sendiri kurang paham. Dari sini saya bisa tau watak dan tabiat saya menurut perhitungan Bali, dan jika saya ingin hunting foto tentang upacara agama di Bali bisa saya pantau dari kalender ini, dimana lokasi pura yg sedang mengadakan upacara tsb. Dan saya perhatikan hampir setiap hari selama satu tahun ada saja pura atau merajan yang mengadakan upacara adat, bukan main!  Dengan kata lain seluruh agenda acara kegiatan adat dan sebagainya selama satu tahun di Bali terpapar disini, di sebuah kalender.

404 Error!


anak-anak

Anak-anak berceloteh tak karuan.
Namun kisah-kisah mereka menyingkap banyak misteri dan ajaran moral.
Meskipun mereka juga penyebab berbagai kekisruhan, 
teruslah mencari harta terpendam di balik puing berserak... 
...yang mereka tinggalkan 


"...itu sudah jadi kebiasaanku”

Suatu hari seekor kalajengking mondar-mandir di tepian sebuah sungai dan bermaksud menuju seberang sungai. Ditengah kebingungannya itu kalajengking melihat seekor katak yang sedang berenang-renang dipinggir sungai itu. Kalajengking berteriak memanggil si katak dan memintanya untuk mengantar ke seberang sungai. Tapi dengan tegas si katak menolak permintaan kalajengking, katanya “Aku tak mau mati konyol dengan membawamu menyeberangi sungai ini, karena aku tau kamu beracun dan kamu pasti akan menyengatku selagi ada kesempatan.”

Kalajengking tak menyerah begitu saja, dia terus merayu si katak dan berkata dengan meyakinkan:”Tentu saja aku tidak setolol itu kawan, bukankah kita berdua akan mati tenggelam kalau aku menyengatmu ditengah jalan?” Sang katak pun akhirnya percaya dengan rayuan si kalajengking dan setuju membantunya dengan cara menggendong kalajengking dipunggungnya berenang menyeberangi sungai itu.

Perjalanan pun dimulai dan ketika mereka berdua berada ditengah-tengah sungai, tiba-tiba kalajengking menyengat si katak dengan sangat kuat. Dengan nafas tersengal-sengal diujung kematiannya, dengan lirih si katak masih sempat berkata “Mengapa kamu mengingkari janjimu?, sekarang kita berdua akan mati.” Kalajengking menjawab “Aku sungguh tidak tahan untuk tidak menyengatmu, itu sudah kebiasaanku.”

Watch your thoughts, they become words. 
Watch your words, they become actions. 
Watch your actions, they become habits. 
Watch your habits, they become character. 
Watch your character, they become your destiny

artikel disengat dari sini, setelah memergoki ternyata ada seorang, ehh... seekor kalajengking mencoba hidup serumah bersama kami. :-(

ketidakdewasaan atau... ?


Kemarin saya berdiskusi dengan rekan kerja tentang "masa depan". Tidak ada yang salah memang menurut kacamata masing2. Disatu sisi saya selalu dianggap 'trial and error' dalam menghadapi hidup. Tidak punya 'gambar besar 'tentang masa depan. Saya selalu bermain seperti anak-anak kecil dalam mengarungi hidup. Mungkin tidak semuanya akan saya tulis disini, tapi intinya adalah untuk bisa survive dalam hidup kita harus lebih 'dewasa', harus punya wawasan jauh kedepan tentang karir dan keluarga, dapat me-manage diri sendiri, dst. Itu menurut rekan saya dan memang 100% tidak ada yang salah.

Tapi saya hidup di dunia saya sendiri, dunia visual. Dunia yang dekat dengan proses 'trial and error'. Dunia yang membutuhkan 'sifat kekanak-kanakan' sebagai satu trigger (pemicu). Dan saya menikmatinya, atau terlena ?!  Entahlah... Tapi menurut saya tidak salah juga kalo saya terus ingin menjadi seperti anak-anak!!! karena ekspresi, keceriaan, keluguan, murni hanya ada dalam dunia anak. Kita yang sudah dewasa ini mungkin hanya berganti topeng setiap hari demi memenuhi tuntutan keadaan, situasi, dsb. Ada yang tidak setuju?

Kembali ke fokus... sifat kekanak-kanakan. Memang rekan saya itu adalah sosok panutan bagi kami, seorang yang mapan baik dari segi ekonomi, pendidikan maupun pemikirannya. Singkatnya dia telah menjadi "orang". Mungkin karena iba melihat saya yang "...dari doeloe begene-begene aja..." lalu mencoba berdiskusi dan berbagi tentang "hidup sehat" mencoba menularkan keberhasilannya. Lalu apakah saya mengiyakan saja? Seperti anak kecil yang diberi permen? Ya, tentu saja! Saya hanya bilang setuju, karena memang betul dan benar apa yang disampaikannya. Tetapi ternyata saya lebih suka belajar jika beliau tidak sedang bersama saya. Saya lebih senang memantaunya dari jauh, mengamati pergerakan usahanya. Sedangkan disaat yang sama saya masih bergumul dengan eksplorasi visual, mencoba lebih survive supaya bisa 'makan' untuk esok hari..  :-) 

Ya pada akhirnya, kita semua adalah anak-anak kecil yang masih ingin bereksplorasi bebas, ingin lebih kreatif, dan ingin mendapatkan penghargaan... :-)

Dan saya ingin terus menjadi anak-anak, manusiawi sekali ya!?

 

Ilustrasi diambil dari kaskus, menggambarkan (menurut saya) jujurnya anak anak dengan ‘ketidaktahuannya’ tentang makna jari tengah walau sekilas foto ini tampak menyayat hati!

Ketika saya meminta

Saya minta kekuatan, Tuhan memberi saya rintangan untuk membuat saya kuat.
Saya minta kebijaksanaan, Tuhan memberi saya masalah untuk saya pecahkan.
Saya minta kekayaan, Tuhan memberi saya akal untuk bekerja.
Saya minta keberanian, Tuhan memberi saya bahaya-bahaya untuk saya atasi.
Saya minta cinta, Tuhan memberi saya seorang pasangan yang selalu mengasihiku
Saya minta kasih, Tuhan memberi saya anak-anak terlantar untuk saya bantu.
Saya minta karunia, Tuhan memberi saya kesempatan.

Dalam semua hal itu, saya tidak menerima apa yang saya inginkan, tetapi saya menerima apa yang saya butuhkan. Ternyata doa saya dikabulkan.

Amin…..
(dari milis daarut-tauhiid)

Potato chips without salt is on the table, relationship without fault is impossible, so...



"minal aidin wal faidzin,
mohon maaf lahir & bathin"

gambar kentang co-pas dari http://articles.mercola.com/

Apa yang sudah kita lakukan (2) ???


"...Eh tuh kamera loe, berapa pixel emang?"

" Kenapa gak ambil Jazz aja? Baleno kan product gagal broth !?"

" Mac book pro lo cakeeep bangeeed...."

" Ntar malem jadi clubbing di double six khan ?!"

" What the Fuck !!! "

Saya dah muak klo denger celotehan macam diatas, kenapa manusia indonesia sekarang orientasinya lebih ke material, lebih ke hedonis??? Bangsa kita jadi bangsa pengguna bukan pencipta!!! Bisanya tinggal beli, pake, ntar klo rusak bawa ke bengkelnya... beres. Bayaaaar. Praktis emang, instant memang, tapi kerdil !
Mungkin mereka lupa klo secangkir kopi yg mereka sruput di Sturbucks berasal dari biji kopi terbaik didunia yang ditanam di Sumatera. Sol sepatu adidas edisi paling anyar yang mereka kenakan berasal dari karet terbaik di dunia yang pohonnya ditanam di indonesia, Coklat cadbury... yummy, ternyata bahan bakunya berasal dari indonesia dan Malaysia? Swiss mana punya perkebunan coklat ?!
Coba lihat telatennya ibu-ibu kita yang sedang membatik, kakek kita sedang membuat keris, wayang kulit. Mereka berjuang sambil berkesenian, coy!
Mereka lupa klo ternyata bangsa kita adalah bangsa yg besar, bangsa yang kaya akan sumber daya alam, bangsa yang melahirkan pahlawan pahlawan perkasa! Tjut Nyak Dien? Patih Gajah Mada? Ir. Sukarno? Mereka sekarang mungkin malu melihat generasi "instant" sekarang... Bukan seperti ini yang mereka cita-citakan pasti!
Diantara kekusutan diatas, terbersit juga rasa bangga jika mendengar tim fisika kita kembali menjadi juara olimpiade, pecatur wanita cilik grandmaster. Setitik embun harapan pada mereka yang jumlahnya amat sangat sedikit sekali diantara 220 juta manusia kerdil indonesia. 

Termasuk saya? Anda?


Apa yang sudah kita lakukan?

baidewei, lutut adalah bagian dari tubuh, yg jarang kita explore... =D


Apa yang sudah kita lakukan sampai hari ini
untuk membuat diri kita jadi lebih baik?

Sadarkah yang sudah kita hasilkan selama ini
ternyata sudah sangat “ BASI “ alias ketinggalan jaman?

Pernahkah anda bercermin dan ternyata
kita tidak menemukan sesuatu yang spesial di diri kita?

Terpikir nggak, kalau ternyata kita belum menghasilkan
sesuatu yang diharapkan dari perusahaan tempat kita bekerja?

Pernahkan pertanyaan-pertanyaan itu muncul dibenak kita,
atau malah tidak terpikirkan sama sekali…

Mungkin ilustrasi berikut, bisa jadi inspirasi kita
untuk berbuat lebih baik untuk diri kita.


Penebang mengasah kapaknya.
Pemburu mengencangkan busurnya.
Penulis meraut pensilnya.
Mereka harus memperbarui peralatan- nya.
Ini adalah prinsip sederhana tentang produktivitas.

Tak banyak pohon yang bisa ditebang oleh kapak yang tumpul dan aus.
Tak ada buruan yang mampu ditaklukkan oleh busur yang renta.
Tak sebuah kata bisa tertulis dari pensil yang patah.

Maka, apa yang harus anda asah agar tetap meraih
kehidupan pribadi dan karier yang penuh dan berlimpah?

Anda memiliki sesosok tubuh yang pasti renta terkikis usia.
Juga kecerdasan yang segera tak banyak berarti tertinggal
kemajuan jaman. Serta sekepal hati nurani yang mudah
diburamkan oleh debu-debu dunia.

Maka, tiada yang patut kita rawat selain tubuh agar senantiasa
menjadi rumah yang nyaman bagi jiwa. Tiada yang perlu kita
asah selain pikiran dan ketrampilan agar selalu dapat digunakan
untuk membuka pintu kemakmuran.

Serta, tiada yang harus kita pertajam selain hati nurani yang
memungkinkan kita mendengar nyanyian kebahagiaan hidup ini.


dari blog erikuncoro

madani anakku, dan karyamu....



namanya : M a d a n i

anak yang polos, jujur, dan apa adanya.

Adalah cermin yang jujur mengajari cara bersikap, berdamai, dan kasih. Dimana ego bisa ditempatkan pada posisi yang benar tanpa merasa 'minder'. Kapan emosi sejalan seiring dengan situasi tanpa merasa 'kalah'. Anak adalah dunia kedamaian yang tulus, tanpa embel-embel pamrih.

Dimana sebenarnya kita sekarang yang selalu saja beragumen 'saya' paling benar, saya yang paling Islam, dst... Dan sekarang anakku mulai berkarya, berkarya dengan imajinasinya sendiri, dengan 'ketidaktahuannya', yang justru membuat saya malu dan hormat...

Tetaplah seperti ini, Nak...
( jangan denger gonggongan punjabi di indosiar !!!)


marhaban ya ramadhan


dari pesta lumpur green school bali

Lumpur... lumpur... lumpur everywhere...
(1st Open Championship Mepantigan at Green School Bali)

Yang membuat saya tertegun dan instropeksi diri adalah mereka (bule) yang notabene lifestyle-nya "bersih, hygenis, terawat" dst, mau dengan rela dan ikhlas ikut dalam dunia yang "jerk, jorok, jijik" dst.

Jadi ingat satu waktu dulu karena ada satu sesi pemotretan, kita membutuhkan gamelan "asli". Dan ternyata gamelan itu kita dapatkan dari teman yang seorang bule. Kami jadi berpikir kenapa kita yang "pribumi" asli malah mengoleksi Harley Davidson? untuk sekedar ngopi di Sturbucks... dan segala lifestyle yang "modern" yang materialistis, kapitalis, bla.. bla.. bla...


situ ganteng tp koq mainnya di lumpur, mister?



ternyata bule juga seneng "diadu domba"



nah ini namanya kolaborasi "kebo bule"


nah kita yg pribumi malah sarapannya di McD...


terbukti klo lumpur itu lebih menyenangkan, dan sehat alami...



belut itu licin seperti koruptor... tp bukan tidak mungkin utk ditangkap!!!


sexy versi lokal atau import?


daripada liat ivan gunawan, mendingan body painting....




dua "boys band" Yang Maha Esa...

nomer satu adalah PINK FLOYD


yang kedua adalah THE ROLLING STONES

tanya kenapa?

karena mereka adalah utusan Tuhan dalam hal "BETTERFLY"
Mereka juga jauh lebih berkesenian daripada sekedar aji mumpung
seperti "boysband" lokal kita...


lagi jemur kaos... ( jgn diambil ya? )


Entah kenapa tadi malem terlintas di pikiran untuk coret coret lagi, iseng lagi, usil lagi...
dan gak tau mau dijadiin duit atau sekedar numpahin hasrat akan kaos yang ideal...
dan sekarang terlintas merk untuk kaosku....

"BETTERFLY" (bukan butterfly loh...)

kayaknya keren aja ada kata FLY... mungkin karena skrg gw lage fly... fly... fly...
to the sky... fly high...to the sky... gubrak!!!

kata kata berkesan


nemu "buku djadoel" yang lumayan menghentak...
dimana ayat dari Al-Quran bersanding erat dengan "ayat" dari DN Aidit dan Ir. Sukarno

mulai nge-blog

".... Merdeka !!!"

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Vestibulum at arcu. Integer et risus. Morbi id tellus. Integer felis. Mauris malesuada, turpis vitae facilisis euismod, dui arcu adipiscing sem, eu vulputate leo ante in lacus. Sed porta accumsan lectus. Aenean ac sem. In consequat tempus velit. Phasellus leo enim, adipiscing a, egestas nec, pretium ut, pede. Mauris sollicitudin diam et mauris. Sed quis enim vel augue egestas lobortis. Etiam tempus ipsum vel neque.