Belukar



hijau, liar, dan subur walau tak diharapkan hadirnya.

babat dia, hancurkan, bakar dia...

sedikitpun tak ada dendam dalam kamusnya.
dia akan kembali menyelinap diantara beton beton
kembali mencoba untuk tumbuh... dan hidup!

jadilah belukar yang luwes, bukan beton yg kaku.

layar kaca

Saling serang, saling lempar, saling ejek, antar sesama mahasiswa...
Sosok guru yang harusnya bisa ditiru malah 'memakan' anak didiknya sendiri...
Seorang istri yang tega membunuh dan memotong-motong jasad suaminya...
Ratusan warga miskin antre beras gratis...
Para selebriti yang sibuk pengen jadi birokrat, 
sebaliknya para birokrat juga sibuk pengen jadi selebriti...
iklan iklan reg spasi yg bikin mual...
..dll, dst, dsb.

Duh Gusti... episode apa lagi yang sedang ditayangkan tipi kita? 
Apa yang bisa kita banggakan klo setiap hari selalu saja kita mendengar berita sedih seperti itu? Saya memang tidak terlalu suka nonton tipi, karena setiap habis nonton pasti timbul pertanyaan, uneg-uneg, cacian, yang ujung ujungnya berimbas jadi badmood. Tadinya mau mencari hiburan, lha koq habis nonton malah misuh-misuh sendiri?! Brffff.....
Atau memang ini keadaan riil bangsa kita yg masih saja sibuk dengan urusan perut? Kalo perut saja belum kenyang bagaimana kita bisa berpikir jernih? Trus, siapa yg bertanggungjawab?pemerintah? Ahh.. sepertinya pemerintah kita dah bekerja dengan sangat keras koq, saking kerasnya, yg tadinya baek2 aja, malah jadi bencana baru.. heuhehe... Susah juga ya jadi 'orang'?!?
Eni-we soal nonton tipi tadi.. saya masih setia nonton K!ck Andy. Itulah satu2nya acara tipi yg membuat saya bangga jadi orang indonesia.  Siapa yang akan menyangka bahwa seorang Ciputra, dan Titiek Puspa dulunya hidup sengsara dan kurang gizi? Lalu ada kisah orang2 yang merasa terpanggil hati dan hidupnya, untuk bisa bermanfaat bagi orang lain di sekitarnya. Pendek kata topik2 yg diangkat selalu jadi kejutan, jadi inspirasi, jadi motivasi kearah yg lebih baik. 
Beginilah [seharusnya] acara di tipi.

Kalender Bali

Pernah liat atau mungkin pernah punya kalender dari Bali? Ya, kalender yang satu ini boleh dipastikan hadir di setiap rumah orang Bali baik di Bali sendiri maupun orang Bali di perantauan. Bagi orang Bali, kalender ini menjadi seperti 'pegangan' selain karena isinya diyakini ketepatannya karena didalamnya juga memuat lengkap dewasa ayu (hari-hari baik), agenda upacara di pura, perbintangan, dan sejumlah catatan penting lainnya terkait dengan adat dan budaya masyarakat Bali.  Jadi satu kewajiban bahwa orang Bali pasti punya kalender djadoel ini. :)

Dari segi visual memang tampilan kalender Bali sangat sederhana bin djadoel tetapi memiliki positioning dan nilai diferensiansi visual yg tinggi. Unsur warnanya hanya warna hitam, merah, dan putih yang dikenal di Bali sebagai warna Tridatu (representasi dari Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa). Ciri lain adalah patra (ukiran) Bali mengelilingi bidang persegi, dan adanya 'foto usang' sang maestro, Kt. Bangbang Gde Rawi. Desainnya tidak berubah dari jaman ke jaman, dan isinya yang 'padat merayap' tanpa menyisakan ruang ventilasi visual karena semua ruang kosong diisi oleh teks dan catatan2 penting. Jika anda mencari hal2 yang inovatif secara visual boleh dipastikan anda kecewa karena tidak mungkin ditemui foto selebriti idola anda disini, atau foto pemandangan seperti kalender umum lainnya. Saya membayangkan betapa rumitnya proses layout sebelum naik cetak karena sebagian besar elemen halaman berupa teks dan angka saja, apalagi di era sebelum desktop publishing menggurita seperti sekarang ini... wihh, siapa gerangan sang desainer itu ? Belum lagi proses editing teks yang pasti tidak boleh ada kesalahan walau satu huruf-pun karena kalender ini menjadi pedoman masyarakat Bali dalam mencari hari baik karena orang Bali sangat memperhatikan 'hari baik' dalam melakukan satu tindakan misalnya membuka usaha baru, pembangunan rumah, apalagi pernikahan.  Di kalender ini bukan hanya bahasa indonesia saja, ada nama pura, keterangan waktu berupa angka2, ada istilah2 dalam bahasa Bali, Cina, Arab, dsb. Pokoknya padat dan pasti menguras waktu dan tenaga sang editor. Salut. Tentang Sang Maestro, Kt. Bangbang Gde Rawi dapat anda baca disini. 

Mencermati secara detail kalender ini ternyata juga memberi keasyikan tersendiri karena kita seolah-olah membaca sebuah ensiklopedia waktu meskipun banyak juga hal2 yang saya sendiri kurang paham. Dari sini saya bisa tau watak dan tabiat saya menurut perhitungan Bali, dan jika saya ingin hunting foto tentang upacara agama di Bali bisa saya pantau dari kalender ini, dimana lokasi pura yg sedang mengadakan upacara tsb. Dan saya perhatikan hampir setiap hari selama satu tahun ada saja pura atau merajan yang mengadakan upacara adat, bukan main!  Dengan kata lain seluruh agenda acara kegiatan adat dan sebagainya selama satu tahun di Bali terpapar disini, di sebuah kalender.